Digitalisasi? Siap Hadapi “The New Stage” Dunia Perkuliahan?

Dikutip dari Kompas, virus COVID-19 masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Berarti sudah 5 bulan lebih kebanyakan dari kita stay di rumah saja, karena dampak dari pandemi ini. Sampai saat ini, vaksin untuk COVID-19 masih dikembangkan dan belum ada pernyataan resmi dari pemerintah. Akibatnya, kita masih belum tahu kapan bisa mendapatkan vaksin untuk virus ini. Of course, hal ini menimbulkan berbagai kekhawatiran bagi masyarakat. Semua kebiasaan perlahan bergeser untuk mencegah penularan virus COVID-19 ke lebih banyak orang lagi. Perubahan gaya hidup yang cukup drastis selama pandemi ternyata juga ikut mempengaruhi pergerakan digitalisasi.

This resulted in the change from the Work From Office (WFO) policy that can now only be done in some days into Work From Home (WFH) instead. Selain itu juga, banyak tempat ditutup untuk menghindari adanya keramaian. Mulai dari tempat makan, mall, bioskop, bandara internasional, sekolah sampai dengan kampus-kampus. Secara garis besar, semua perubahan sudah dibahas pada artikel sebelumnya (Kehidupan New Normal COVID-19). Tak luput, perubahan besar pun juga terjadi pada dunia pendidikan. Are you curious already about the changes? Let’s find out!

Dampak COVID-19 Ke Pendidikan

Learning
Is the education stopped as well? (Source: freepik.com)

Persebaran COVID-19 yang tiba-tiba merebak ke seluruh dunia sama sekali tidak pernah diprediksi akan separah ini. At first, banyak orang hanya mengira COVID-19 ini hanyalah sebuah endemi saja. Endemi bisa juga disebut sebagai penyakit yang menyerang satu wilayah atau negara saja. Meluasnya COVID-19 menjadi sebuah pandemi, tentunya menciptakan kekhawatiran bagi semua kalangan. Banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk mencegah persebarannya, salah satunya dengan menutup fasilitas pendidikan seperti sekolah, kampus maupun universitas. Para murid dan mahasiswa pun diliburkan beberapa saat karena hal ini. In other places, many companies already did layoff and also cut their employees’ numbers during the pandemic. Then, if the schools and universities are closed, is the education process stopped as well?

Memasuki “The New Stage” Digitalisasi

distance learning
Distance learning during the pandemic (Source: pexels.com)

Pendidikan memang mulai berjalan lagi, namun menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Mahasiswa mulai kembali belajar, namun tetap belajar di rumah masing-masing karena pembelajarannya dilakukan secara online. Nggak mungkin ‘kan kampus diliburkan terus menerus selama pandemi berlangsung. Bisa telat berapa semester, nih? This online learning is approved by the government because it already has some supporting applications for distance learning. For example, the online application is used for giving the material and to keep an eye of the tasks for the students. Well, all of this is the part of adjustments during this pandemic.

Selamat Datang, Digitalisasi!

Kenapa peristiwa ini dikatakan memasuki “the new stage” di dunia perkuliahan? Pada dasarnya, di zaman milenial ini segalanya memang serba cepat dan berbasis online. Namun, belum semua mahasiswa terbiasa dengan kegiatan kemahasiswaan yang memanfaatkan jaringan online. Sebelumnya, pihak kampus telah mencoba mulai menerapkan perubahan pada beberapa kegiatan. Kegiatan yang awalnya dilakukan secara konvensional berubah menuju digital. Proses digitalisasi ini pun berjalan cukup lama. Nah, di saat pandemi ini, mau tidak mau seluruh mahasiswa harus menerima kenyataan. The truth that we are moving towards the digitalization of pretty much everything that we do.

Dampak Digitalisasi Ke Dunia Pendidikan

As a result, menggunakan aplikasi Zoom sebagai media tatap muka untuk pemberian materi perkuliahan. Memang sebelumnya Zoom sudah dipakai untuk metode pembelajaran jarak jauh dan juga online meeting. However, Zoom’s popularity skyrocketed as the pandemic is ongoing. Banyak juga momen-momen penting bagi para siswa dan mahasiswa dilakukan secara online melalui Zoom. Contohnya, kelulusan dari sekolah dan juga sidang skripsi. Pada tahun ajaran baru ini, mahasiswa tetap menjalani belajar online dengan didukung berbagai aplikasi penunjangnya. Beberapa aplikasi online lainnya yang berguna bagi pembelajaran juga makin dikenal di kalangan mahasiswa dan dosen seperti Google Classroom, Google Form, Google Hangout, dan lain-lain.

Pros and Cons of Digitalization

pro dan kontra digitalisasi
Pros and cons of digitalization (Source: pixabay.com)

Digitalisasi selama masa-masa pandemi ini juga tetap menimbulkan adanya pros dan cons selama menjalani masa perkuliahan. Yuk, kita baca satu-satu apa aja poin-poinnya!

Cons

Stressed
Stress from inadequate network signal (Source: pixabay.com)

Perubahan pemberian materi kuliah dari yang biasanya tatap muka sekarang jadi via online melalui Zoom. Beberapa mahasiswa berpendapat bahwa jam belajar terasa lebih lama dari kuliah normal karena banyaknya tugas yang menumpuk. Mereka juga merasa untuk memahami penjelasan dosen hanya melalui Zoom dan handbook agak sulit untuk mata kuliah yang bersifat teknis.

Permasalahan Koneksi

Untuk bisa mengakses aplikasi Zoom dan menonton video dengan lancar, tentunya dibutuhkan sinyal yang stabil. Tak jarang banyak mahasiswa yang mengeluh. Tidak bisa join in Zoom saat kelas dimulai ataupun videonya yang lag or janky di tengah pelajaran karena gangguan sinyal. Lebih buruknya lagi, kelas yang tiba-tiba terputus karena kehabisan kuota saat streaming.

Consequently, this online learning method has drained a lot of internet quota. Starting from streaming the classes, a lot of campus tasks also need an online connection. In short, everything related to campus activities has to do with the online network. Salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menghindari masalah tersebut adalah dengan melakukan pemasangan Wi-Fi di rumah. Permintaan untuk pemasangan Wi-Fi di masa pandemi ini pun juga jadi cukup tinggi, mengingat banyaknya aktivitas online oleh mahasiswa di rumah.

Pros

Happy
Happy when using iPad (Source: pixabay.com)

Masa-masa pandemi memungkinkan kita mempunyai waktu yang lebih untuk berada di rumah dibandingkan sebelum pandemi. Yeah, It’s kinda boring, just staying at home all the time. I know! But, we have to find something for us to do during our stay at home, right?

Kegiatan Di Waktu Luang

Beberapa tren pun sempat terjadi untuk menghabiskan waktu luang. Seperti mendekor ulang kamar supaya lebih estetik, kegiatan berkebun tanaman hias atau tanaman untuk dikonsumsi. Bisa juga berjualan online untuk menambah penghasilan hingga mengikuti kelas-kelas online gratis. Most importantly, staying at home at this time doesn’t mean that we are become uncreative, aren’t we?

If you notice, some trends are changing in online media during this pandemic. For example, many microblogs are starting to develop slowly. Mulai dari fotografi, pengembangan diri, keuangan, editing, review buku dan masih banyak kategori lainnya. Beberapa akun yang dulunya sudah ada pun, kini menjadi lebih aktif lagi dalam membuat konten. Tentu saja ini semua karena banyak orang yang merasa bosan berdiam diri di rumah terlalu lama.

Banyak Kelas Gratis

Beberapa website kini bahkan membuka kelas gratis ataupun kelas berbayar. Mereka juga memperbanyak berbagi pengetahuan mereka lewat Instagram Live. Ini artinya kita bisa terus belajar walaupun hanya diam di rumah saja. Digitalisasi membantu kita untuk beradaptasi selama pandemi. Mungkin selama ini kalian sudah lama mem-follow beberapa akun informatif seperti belajar bahasa Inggris atau fotografi secara online. Consequently, you can absorb the information through their contents without being able to join their offline class. Namun dengan banyaknya kelas online belakangan ini, tidak menutup kemungkinan akun favorit kalian akhirnya membuka online course.

Life Must Go On!

So, that’s all about the pros and cons of the student university’s digitalization during this pandemic. Life must go on guys! If we are facing big changes in our life, we need to adapt to survive. Not just waiting and thinking about when will this problem go away. Kita masih bisa isi waktu kita dengan kegiatan selama pandemi yang produktif dan juga memanfaatkan digitalisasi aktivitas untuk pengembangan diri. Well, after this pandemic is gone, we are not losing the pace of our life.

Vocabulary Corner

Beberapa istilah sulit yang bisa kamu temukan di atas bisa dilihat artinya di bawah sini ya:

English WordsArti dalam Bahasa Indonesia
LayoffSituasi saat perusahaan memberhentikan karyawannya sementara karena tidak cukup uang atau pekerjaan
Distance learningBelajar jarak jauh
SkyrocketSesuatu yang meningkat dengan sangat cepat
JankySangat buruk (biasanya untuk kualitas)
Microblog Blog singkat yang biasanya dilihat melalui handphone
MassiveSesuatu yang dalam jumlah sangat besar
Pace Tempo kecepatan

Quiz Time!

As we talked about the situation during this pandemic, the news has been ubiquitous and cases have skyrocketed. Dan untuk itu, ayo kita coba belajar sedikit dari hal tersebut:

Let’s make a simple quiz!

Nah, kuis singkat ini kita bikin supaya kalian semua paham dan cepat ingat berbagai kosa kata baru. Ada baiknya nih kalau langsung dicoba aja dengan membuat kalimat yang memakai kosa kata tersebut. Sekarang coba kalian bikin kalimat bahasa Inggris menggunakan dua kosa kata di bawah ini:

  1. Skyrocket
  2. Massive

Happy trying! Dan jangan lupa, Engliven masih punya banyak artikel blog lain yang sangat edukatif. Artikel-artikel ini tentunya berguna buat kamu dalam belajar bahasa Inggris. Selamat membaca, semuanya!

Related Articles

Learn speaking fluent English with confidence at SpeakToSpark