Categories
What's On

Diskusi Publik Engliven dan STP Trisakti – Jakarta, 12 Desember 2019

Sebelum tahun dan dekade ini berakhir, Engliven sempat diundang kampus menarik di Jakarta Timur dalam acara diskusi publik yang ternyata berlangsung sangat inspiratif. Penasaran acaranya seperti apa guys?

Cuplikan video diskusi publik Engliven dan MATTREC Trisakti

Nah, acara ini berjudul Encourage Yourself to Speak the Language that Links Us to the World yang diadakan MATTREC ITL Trisakti, klub bahasa Inggris di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti pada 12 Desember 2019 lalu. Bahasa apa lagi saat ini yang paling bisa menghubungkan kita ke seluruh dunia selain bahasa Inggris? Diskusi publik kali ini diadakan dalam rangkaian Speech Competition dan bertujuan melatih keberanian berbicara para peserta berbahasa Inggris untuk menghadapi dunia global.

Di sini, Elisa Effendy, selaku pendiri dan pengajar di Engliven menjadi pembicara pertama di acara ini. Materi yang disampaikan pun membahas berbagai fondasi utama untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang berbahasa Inggris yang cukup eye-opening dan thought-provoking. Mari simak beberapa key takeaways dari acara ini!

Rangkaian Acara Utama

Elisa memberikan materi diskusi tentang akar dari pembelajaran bahasa Inggris

Diskusi Publik ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pertama yang diisi dengan sharing session oleh Elisa dan diskusi interaktif dengan peserta dan sesi tanya jawab untuk para peserta yang ingin tahu lebih banyak soal kecakapan berbahasa Inggris.

Di sesi pertama, Elisa menjelaskan sedikit mengenai bagaimana menuliskan mimpi dan action plans, dan tentunya eksekusi dari rencana-rencana tersebut memampukannya merintis Engliven sampai sekarang. Elisa menceritakan pengalamannya dari mengajar bahasa Inggris hingga menempuh pendidikan S2 di Inggris serta memulai akun Instagram Engliven dari 0 follower sampai 25,000 followers saat ini. Terlebih dari itu, banyak tips yang disampaikan untuk menghadapi rasa takut atau gak PD saat berbahasa Inggris.

Banyak juga lho poin yang disampaikan Elisa saat sedang mengisi diskusi ini. Di antaranya, Elisa menjelaskan bagaimana cara seseorang bisa menemukan kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri. Elisa menekankan pentingnya SWOT (strength, weakness, opportunities and threats) supaya seseorang bisa mengenali potensi terbesar untuk dirinya.

Saat sesi tanya jawab, banyak peserta melontarkan pertanyaan seperti cara cepat fasih berbahasa Inggris maupun meraih skor TOEFL yang cukup untuk study abroad. Lagi-lagi, Elisa menyebutkan latihan rutin (practice, practice, practice) serta daily exposure to English sebagai kunci dari kebanyakan jawaban ini.

Hal penting lainnya yang selalu Engliven tekankan adalah, seseorang tidak perlu takut gagal karena justru kita belajar paling banyak dari kegagalan kita. “Belajar bahasa Inggris itu gak sulit-sulit amat kok, karena bisa mulai dari apa yang kita suka“, ungkap salah satu peserta yang juga follower lama Engliven.

Akhir Diskusi Publik

Sesi penutupan Diskusi Publik Engliven dan MATTREC ITL Trisakti

Akhirnya, seminar ini ditutup dengan pemberian sertifikat penghargaan kepada Elisa sebagai pengisi acara ini. Sertifikat tersebut diberikan kepada Elisa yang telah berperan sebagai speaker dalam diskusi publik ini.

Nah, apakah kalian tertarik untuk melatih bahasa Inggris kalian bareng Engliven? Kunjungin akun Instagram dan blog kita serta temukan program bahasa Inggris yang tepat buat kalian, ya!

Categories
English Writing Listening TOEFL - IELTS

Kenali Jenis Tes TOEFL yang Berbeda-beda!

Test of English as a Foreign Language, atau tes TOEFL, merupakan tes yang telah diambil di berbagai negara. Kenapa TOEFL begitu penting? Ini dilakukan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang. Selain itu, TOEFL diakui berbagai instansi pendidikan dan pemerintah yang memakai ujian ini sebagai syarat masuk.

Tapi ternyata, tes TOEFL itu jenisnya berbeda-beda, lho! Ini karena tes TOEFL sudah banyak disesuaikan dengan kebutuhan peserta tesnya setiap tahunnya. Nah, sekarang ada 3 jenis tes TOEFL yang banyak diikuti orang dan juga paling sering digunakan.

Seperti apa jenis-jenisnya, tabel di bawah akan sedikit menggambarkan perbedaan masing-masing tesnya:

Jenis tes TOEFLBagian TesKegunaan Sertifikat TesSkor Umum Rata-rata yang Dibutuhkan
PBT (Paper-based Test)Terdiri dari 4 sesi yaitu sesi listening, structure and written expressionreading comprehension dan writingSertifikat bisa dipakai untuk keperluan beasiswa/melamar kerja sesuai dengan kebijakan dan syarat dari instansi yang dituju450-550
iBT (Internet-based Test)Terdiri atas 4 sesi tes yang dilakukan secara bersamaan (reading, listening, speaking dan writing)Serfitikatnya bersifat internasional dan bisa dipakai untuk keperluan beasiswa atau aplikasi ke universitas di luar negeri90-100
ITP (Institutional Testing Program)Terdiri dari 3 bagian (listening, grammar comprehension, dan reading)Sertifikat bersifat lokal tapi bisa dipakai untuk keperluan beasiswa (tergantung pada kebijakan penyedia beasiswa tersebut)450-550

Kalian juga bisa lihat 3 kesalahan yang biasa terjadi di tes IELTS kalau ingin lebih tahu tentang IELTS. Tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita baca jenis-jenis TOEFL yuk!

Tes TOEFL PBT

Seorang peserta tes TOEFL sedang mengerjakan di kertas ujian
Pengerjaan tes TOEFL PBT

Dikenal sebagai Paper-based Test (PBT), TOEFL PBT adalah tes TOEFL yang bisa dibilang ujian TOEFL yang paling tua usianya. Biasanya, PBT sudah diganti oleh tes TOEFL lain yang tidak lagi menggunakan kertas ujian.

Untuk lebih jelasnya, TOEFL PBT sendiri dibagi menjadi 2 tes. Tes pertama terdiri dari listening comprehension, structure and written expression dan reading section. Kemudian, tes kedua adalah writing section untuk menguji kemampuan kalian dalam menulis pakai bahasa Inggris.

TOEFL PBT biasanya masih dipakai di tempat yang tidak punya jaringan internet. Biar lebih jelas lagi, ini dia fakta-fakta TOEFL PBT:

  • masih memakai kertas ujian
  • digantikan oleh TOEFL iBT dan ITP sejak 2005
  • sesi writing dilakukan setelah sesi listening, reading comprehension dan grammar dilaksanakan

TOEFL iBT

Seorang peserta tes TOEFL sedang mengerjakan di komputer
Pengerjaan tes TOEFL iBT

Sejak tahun 2005, TOEFL iBT (Internet-based Test) dipakai untuk menggantikan TOEFL PBT. Sekarang, TOEFL iBT dipakai oleh para pencari beasiswa yang ingin mendaftar di sekolah tinggi di negara yang memakai bahasa Inggris. Dan ujian ini dibentuk khusus untuk keperluan akademik dari para pesertanya lho, teman-teman.

Di Eropa sendiri, banyak universitas juga butuh nilai dari tes ini kalau kalian ingin kuliah di sana. Di sini kemampuan reading, listening, speaking, dan writing kalian bakal diuji juga. Oleh karena itu, tes ini penting banget kalau kalian ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya!

Biar lebih tahu, ini dia sedikit fakta tentang TOEFL iBT:

  • ada waktu jeda 10 menit antar sesi listening dan speaking
  • hasil TOEFL iBT bisa dipakai untuk mendaftar beasiswa/melamar kerja (sesuai dengan kebijakan instansi yang dituju)
  • sertifikat TOEFL iBT berlaku selama 2 tahun (sebelum masa berlakunya habis)

Jadi, pasti bukan alasan lagi buat teman-teman untuk tidak ikutan ini, nih!

TOEFL ITP

Seorang peserta tes TOEFL sedang mengerjakan di kertas pilihan ganda
Pengerjaan tes TOEFL ITP

Akhirnya, teman-teman bisa ikutan TOEFL ITP (Institutional Testing Program) untuk mengevaluasi kemampuan bahasa Inggris kalian. Ujian TOEFL ITP ditujukan orang-orang yang ingin mengukur kemampuan mereka sendiri. Tapi tujuan TOEFL ITP tidak hanya itu, karena beberapa program pendidikan juga butuh skor ujian ini.

Biar lebih jelas, kita punya sedikit fakta tentang TOEFL ITP di bawah ini:

  • ujian diselenggarakan biasanya oleh lembaga bahasa asing institusi pendidikan pelajar tersebut dan oleh lembaga-lembaga penyedia kursus bahasa Inggris di tingkat lokal kota
  • lebih difokuskan untuk mengukur kompetensi bahasa Inggris pelajar tersebut
  • biasanya juga memakai kertas ujian, mirip seperti TOEFL PBT
  • terdiri dari sesi listening, reading comprehension dan grammar section

Beasiswa seperti Fulbright Foreign Program dan Australian Development Scholarships juga menerima skor TOEFL ITP. Pasti ini alasan bagus buat kalian untuk mencoba TOEFL ITP ini!

Nah, bagaimana teman-teman setelah membaca 3 jenis TOEFL yang berbeda ini? Kalau kalian ingin coba belajar TOEFL atau kelas lainnya di Engliven, klik di sini saja ya!

Categories
Business English English Writing

3 Quick Tips to Write Your CV in Good English

CV, atau Curriculum Vitae merupakan hal dasar yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan, dan pasti hampir semua pekerjaan akan membutuhkan CV.

CV yang simple, lengkap dan jelas pasti bisa meningkatkan kemungkinan kamu diterima kerja. Apalagi jika menggunakan bahasa Inggris, pasti bakal menjadi nilai tambah buat kalian untuk diterima kerja di sana, lho!

Jika kamu sudah bekerja, bisa lihat 7 tips menulis email dalam bahasa Inggris juga. Tapi sekarang, mari simak 3 tips untuk mengatasi kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi.

Gunakan Tenses yang benar untuk Achievements / Experiences dan Current Work

Use of Past Simple in Current work
Contoh Penggunaan Past Simple words dalam Achievements di CV

Di contoh penggalan CV di atas, kata kerja tindakan yang dimaksud adalah seperti accomplished, collaborated, encouraged, established, facilitated, founded, managed, dan sebagainya. Kenapa dipakai imbuhan -ed atau bentuk Past Tense? Karena hal-hal tersebut sudah kamu lakukan dan capai di masa lampau sehingga nantinya perekrut bisa segera tahu jika kalian telah memiliki pengalaman yang dibutuhkan perusahaan.

Sebaliknya, untuk pekerjaan atau kegiatan yang masih kamu lakukan saat ini (ongoing), maka gunakan Present Continuous , contohnya sebagai berikut:

  • Negotiating contracts with foreign and domestic airlines
  • Working as part of a team

Pentingnya Memperhatikan Bentuk Plural!

Different Plural Forms

Akhiran -s dipakai untuk menandakan adanya 2 subjek/objek (atau lebih) yang berbentuk jamak atau plural dalam bahasa Inggris. Penting juga diingat bahwa ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang memiliki lebih dari 1 makna. Kata experience bisa berarti 2 hal yang berbeda dalam contoh di bawah ini:

  • I have 5 years of work experience (untuk menunjukkan berapa lama pengalaman kamu bekerja sebelumnya), berbeda dengan
  • I had several interesting experiences while working for this company (mengindikasikan pengalaman-pengalaman yang didapat dalam situasi yang berbeda).

Pakai It’s atau Its ya?

Ini juga bentuk yang sedikit tricky sama seperti bagian plural. Namun di sini, kita menyebutnya sebagai apostrophe atau tanda kutip.

Apostrophe adalah bentuk Inggris yang sering kali kamu temukan dalam kalimat seperti don’t, they’re, I’m dan sebagainya. Namun, terdapat 2 kesalahan umum yang terdapat dalam pemakaian apostrophes yang harus kamu tahu sebelumnya.

  • Apostrophe (‘) dalam bentuk plural. Gunakan apostrophe sebelum s ketika sesuatu itu milik dari 1 orang atau benda dan gunakan apostrophe setelah s ketika hal tersebut kepunyaan beberapa orang. Contohnya:
    • finished the client’s request (permintaan/request dari 1 klien),
    • finished the clients request (permintaan/request dari beberapa klien)
  • It’s vs its. Kesalahan yang sering terjadi adalah tidak adanya penggunaan apostrophe ketika menulis short form dari it is. Yang benar ialah:
    • It’s = bentuk pendek dari it is / it has – “It’s my responsibility. It’s been a pleasure to meet you.”
    • Its = menjuru kepemilikan akan sesuatu – “This application has its own problem.”

Nah, itulah 3 hal penting yang sering terlewatkan ketika menulis CV dalam bahasa Inggris yang baik dan benar.

Ingin tahu lebih banyak tentang materi belajar bahasa Inggris lainnya yang menarik dari Engliven? Join kelas kami dengan special price di link ini. Never Stop Learning!

Categories
TOEFL - IELTS

3 Kesalahan Umum yang Fatal Saat Tes IELTS

International English Language Testing System, atau IELTS merupakan sebuah tes berstandar internasional yang sudah ada sejak tahun 1989. IELTS sendiri terbagi menjadi 3 versi, yaitu:

  • IELTS Academic (tes IELTS bagi yang ingin melanjutkan pendidikan universitas yang berbahasa Inggris)
  • IELTS General (tes yang digunakan untuk keperluan mencari pekerjaan di negara-negara berbahasa Inggris)
  • IELTS for UKVI (tes yang termasuk dalam daftar Secure English Language Test (SELT) untuk keperluan visa dan imigrasi)

Nah, perbedaan IELTS dengan TOEFL itu sendiri terletak dalam tesnya, di mana IELTS mempunya format standar pemodelan British English, sedangkan TOEFL menggunakan standar pemodelan American English.

Biasanya nih, tes IELTS akan meminta peserta tujuannya untuk melengkapi empat modul seperti, Speaking, writing, reading, dan listening. setelah itu, peserta akan diberikan lembar laporan dari hasil tes di mana skor tertinggi di IELTS hanya sampai nilai 9. Lamanya ujian IELTS dan TOEFL bisa memakan waktu 2 jam 45 menit untuk IELTS dan 3 jam 30 menit untuk TOEFL., lo! Tes yang lama dan bisa bikin kehilangan konsentrasi ini kemudian mendorong Engliven untuk menunjukkan kesalahan – kesalahan apa saja yang sering dilakukan peserta ketika menghadapi tes IELTS. Yuk, baca artikelnya!

Tidak Mengerti Instruksi Dengan Jelas

Tes IELTS memiliki pertanyaan yang punya instruksi masing-masing, dan banyak peserta yang kadang melompat untuk menjawab pertanyaan tersebut tanpa membaca dengan jelas instruksi yang diberikan. Hal ini biasanya disebabkan para peserta ujian untuk mengejar waktu penyelesaian tes ini, namun nyatanya sikap mereka yang buru-buru tersebutlah yang mendorong mereka jatuh kedalam kegagalan.

Di IELTS reading, banyak pertanyaan yang mengharuskan menjawab tidak lebih dari 3 kata, namun banyak peserta yang menjawab lebih dari 3 kata. Misalnya:

Complete the sentence below. Write NO MORE THAN THREE WORDS for the answers. Question: ”Passenger ships across North Atlantic Ocean had an excellent safety record in __”

  • Correct: past fifty years
  • Wrong: the past fifty years

Ketika kamu menjawab lebih dari 3 kata maka otomatis akan berdampak berkurangnya poinmu di tes ini, jadi jangan tambah kata-kata yang dirasa tidak perlu dengan alasan sebagai kata imbuhan semata.

Dalam IELTS Writing Task 2, tulisan yang panjang pun tidak menjamin kamu akan mendapat nilai lebih. Malah esai yang kepanjangan bisa menjadi wordy atau tidak sesuai dengan instruksi yang diinginkan, misalnya karena tidak adanya contoh yang relevan dengan topik yang dibahas.

Tidak Percaya Diri Dengan Aksen

Dalam IELTS Speaking, banyak dari peserta tes jadi kurang percaya diri karena logat mereka yang kental dengan bahasa daerahnya membuat mereka berpikir jika percakapan bahasa Inggris mereka terdengar aneh dan tidak sebagus di film. Mereka yang kurang percaya diri ini biasanya akan mencoba lebih keras bahkan berlebihan yang membuat pengucapan bahasa Inggris mereka malah menjadi aneh. Tapi percayalah, IELTS tidak peduli dengan logatmu! IELTS hanya akan melihat 4 Speaking Rubrics yaitu Pronunciation, Fluency, Vocabulary, and Accuracy (Grammar) dalam jawaban kamu. Jadi tidak usah takut dengan aksen daerahmu yang kental, justru harusnya kamu bangga karena kamu tidak kehilangan logat budaya asli daerah milikmu ketika berbicara dengan bahasa asing.

How is the IELTS Speaking assessed?

Kurang Smart Mengatur Waktu

Inilah musuh terbesar dari semua peserta ujian, waktu!

Banyak dari peserta yang terburu-buru mengejar untuk menjawab satu pertanyaan ke pertanyaan lainnya meninggalkan pertanyaan yang sulit untuk dikerjakan nanti. Sayangnya, pertanyaan yang disimpan untuk dikerjakan pada saat-saat akhir malah tidak terjawab, dan pertanyaan yang tidak terjawab membuat resiko kamu gagal dalam tes IELTS semakin besar! Oleh sebab usahakan untuk memahami terlebih dahulu dan jawab sebisanya, baru maju ke pertanyaan selanjutnya.

Ada baiknya kita mempertimbangkan beberapa hal ini, seperti:

  • Ketahui persis batas waktu dari setiap section dalam tes ini, seperti 60 menit untuk sesi Reading, 30 menit untuk sesi Listening, 60 menit untuk sesi Writing, dan 11-14 menit untuk sesi Speaking (total waktu pengerjaan tes IELTS adalah 2 jam 45 menit)
  • Mulai kerjakan dari jenis pertanyaan yang kamu paling confident. Tapi jangan anggap jenis pertanyaan lain terlalu sulit untuk dikerjakan terlebih dulu sampai kamu benar-benar sudah baca dan coba analisis jawabannya!
  • Menentukan strategi pribadi untuk bisa mengerjakan tes dengan tepat waktu, contohnya:
    • Luangkan waktu 5 menit terakhir untuk cek semua pertanyaan apakah sudah dijawab atau tidak.
    • Mencoba mengisi pertanyaan dengan jawaban yang paling mendekati sehingga masih bisa dikoreksi sebelum tes selesai
    • Temukan ide utama dan kata kunci utama untuk membantu mencari informasi untuk menjawab pertanyaan di soal Reading.
    • Tidak membuang waktu di satu soal saja dengan mengerjakan soal berikutnya yang lebih mudah dulu.
  • Jaga fokus agar tidak pecah apalagi dengan kekuatiran tidak berarti saat sedang mengerjakan tes.

Nah, sangat disayangkan kan kalau kita gagal untuk meraih nilai standar yang kita butuhkan hanya karena 3 hal kecil namun tidak sepele ini. Semoga artikel ini bisa membantumu dalam IELTS dan kuncinya juga percaya dengan dirimu sendiri ya! See you on the next tips!

Categories
What's On

Effective English for Startups – Jakarta, 5 September 2019

A Jakarta-based English education start-up, Engliven, officially held the Effective English for Start-ups 2019 on 5 September 2019 in Connext Cyber Tower 2, Jakarta. 

This event was held in cooperation with Connext, a South Jakarta-based coworking space specializing in coworking space for start-ups and business services alike. 

The event started with an introduction of Engliven as an Ed-Tech Startup that that helps Indonesian students and young adults improve their speaking and writing through practical approach like roleplays, which encourage more Student Talking Time than Teacher Talking Time.  

To better explain Engliven to the audience, the master of ceremony (MC) of the event, Yogie Luciandy invited Ms. Fauziyah as one of the most active followers of Engliven to provide her impression on Engliven. I have followed Engliven since it was first established on Instagram, and in my opinion, they emphasize more on English practice,unlike other English learning Instagram accounts, she said. 

During the main session, Elisa Effendy, the founder and CEO of Engliven, talked about several important topics in practicing effective English for start-ups, such as the importance of first impression and practical tips to start networking and pitching in English, among others. Watch the video to see how the fun roleplays look like. 

After the Q&A session, Ms Elisa announced Speak to Spark, Engliven’s group class program that focuses on speaking practices targeted to students’ goals and needs. In fact, Engliven has recently held Speak To Spark for company in Bhinneka.com, a pioneer of e-commerce in Indonesia.  

   Speak To Spark at Bhinneka.com

Eventually, the event was concluded with the photograph-taking session, and Engliven is more than happy and grateful to have all participants enjoy the overall session and learn to speak better in the startup-related ecosystem.

Categories
What's On

Australia Awards – How I Nailed It

I still remember I was on my way to give my first teacher training in Medan when I got taken aback by the words written in my new inbox. 

This image has an empty alt attribute; its file name is 0_cYa9pNstrqQx5rfb.png

I couldn’t believe my eyes so I scrolled through back and forth before finally turning my phone to airplane mode as the plane was about to 
take off. I closed my eyes and said, “Thank you God, I did it.” 

It was actually my second time applying to Australia Awards’ Short Term Award. And yes you heard it right, I failed my first application for the previous batch in the same year.  
To think about it, I did my best for both applications but I knew deep down that my first attempt was not solid. 
First, I haven’t tested my idea even though I was progressing on my prototype and second, I talked more about what I wanted Engliven to be, not what Engliven’s users actually wanted the idea to be. 
This has indeed been one of the most important lessons on my startup journey building Engliven. 

A lot of people asked, “Why Engliven?” There are 2 answers to this question.  
First, on the literal meaning: Engliven stands for Enliven your English and I created the brand for my Instagram page (www.instagram.com/engliven) that shares everyday English tips to (mostly) Indonesian young people to somehow activate (enliven) their English. 

This image has an empty alt attribute; its file name is logo-2-1024x563.png

Second, I decided to follow my heart (and gut) and start the page from scratch after listening to my friends (my very first users) asking me for helps on English essays, vocab, tips etc.*  
I thought I might as well share my answers and tips to a lot more people who might have been in the same situations as my friends have. 

Now that I’ve grown my follower-base, 

you might think that I would say, “When there is a will, there is a way.” but to be honest, there was a time when I was staring at my page thinking, 

“OK my 20th post today gathered 35 likes only, with no comments and I barely have 200 followers. Moreover, I just spent more than 3 hours creating the content and editing the video. I know I should be grateful but this is pretty bad. I wonder if I would ever get 100 likes or 1,000 followers. Maybe I’m just too idealistic, and my friends’ doubts were right.” 

But then I believe — through books I read and people I discussed with — that this kind of thought is inevitable for anyone who has just started something, and even for established businesses. So I kept going

This image has an empty alt attribute; its file name is jenny-hill-aJWwvXbMM8E-unsplash-1024x681.jpg

And a beautiful thing about holding on and keep doing something valuable is, people are actually looking. When people are looking, some of them would comment on things, which are sometimes harsh.  
But let me tell you, it is actually good news!  
How come?  
Because our users’ comments are precious. If people actually spend time to comment on my work (no matter how negative it is), it shows that they wish there was a better way for me to do it. It actually means that they want me to improve and what I’ve been doing is just not good enough. It’s like cooking Indonesian fried rice with barely enough salt and sweet soy sauce. 

One real example was when my 13 year-old student once told me, 

“Miss, you said on your bio that you are sharing ‘everyday’ English tips, but you posted twice a week only.” 
He made me realise that I am not building this for myself and my God only, so I have to take the opinions with me and tailor my contents to educate and inspire better. 
And so the amount of traction Engliven has got so far has actually come from, among others: listening to my followers, my students, my friends and even strangers that happened to see my work. 

If you’re reading this right now, I hope you’re bringing some key takeaways, not only on ‘listening to our customers and users’ but also on persistence, hard work, and..’reading a lot’
Yes, reading and listening are the invaluable inputs you could get and flash back during stressful times in life. 

Hence why I’d love to read and listen to your comments down below 
Tell me what you think about my writing would you?  
It’s been a while since I last wrote blogs and articles so I definitely need your honest (or harsh) opinion ? 

*the realisation that the sweet spot between what I am good at and what people need from me came as I finished reading a very insightful book called ‘The $100 Startup’ by Chris Guillebeau. I highly recommend this book, especially if you’re having problems finding your passion. 

Also follow Elisa on Medium: https://medium.com/@effendyelisa/i-still-remember-i-was-on-my-way-to-give-my-first-teacher-training-in-medan-when-i-got-taken-aback-4afcc0c13753

Categories
Business English English Writing

7 Practical Tips to Make Your Email STAND OUT in English!

Ada 2 hal penting yang harus diperhatikan ketika menulis email yang baik: kalimat yang efektif (singkat, padat dan jelas), dan teliti dengan penulisan grammar-mu! OK masalah yang pertama adalah subjek email. Pengisian subjek seharusnya dilakukan jangan teralu panjang; gunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas untuk mengutarakan tujuan dan maksudmu dalam email tersebut. Contoh beberapa Subjek yang baik dan benar:

  • Application for Marketing Assistant Role in PT XX
  • Reminder for restock XX item in aisle 4
  • Our Response to Project XX

Lalu untuk isinya gunakan kalimat pembuka yang pantas dan sopan. Yuk simak contoh format sederhana email pada umumnya:

Dear Jim, (kalimat pembuka)

           I am writing to…. (tujuan email ini)

           As agreed, we will schedule the XYZ delivery between… (bentuk konfirmasi)

           If you have any questions or concerns, don’t hesitate to let me know. (penutup dari maksud)

Best regards, (kalimat penutup dari subjek)

Andy Nouwen

Kata pembuka yang paling sering digunakan untuk email formal adalah Dear Sir/Madam, atau Hi [name] untuk bahasa lebih informal. Jika kamu di posisi penerima email, kamu juga wajib untuk membalas email tersebut dengan kalimat pembuka yang pantas juga, seperti:

  • Thank you for your prompt reply
  • Thanks for your email
  • Thanks for the update earlier today
  • Thanks for getting back to me

Setelah itu, kamu harus menyatakan tujuan email tersebut kepada si penerima dengan kalimat yang profesional dan jelas.

  • I am writing with regard to my purchase of… / to the complaint you made yesterday.
  • I am writing to apply for the position of… / to ask for further information about…
  • I am writing to inquire about… (note: inquire is more common in American English)
  • I am writing in reference to…
  • Just a quick note to tell you that…
  • I wanted to let you know that… / tell you about… / ask you if…

Tujuan tersebut bisa dikategorikan menjadi beberapa macam, diantaranya bisa mengenai meminta sebuah informasi, update akan sebuah status, klarifikasi, meminta maaf, konfirmasi, atau sekedar mengucapkan selamat. Namun jangan lupa jika dalam email tersebut kamu mencantumkan sebuah file, lebih baik mention file tersebut, contohnya:

  • Therefore, I’ve attached the report along with this email.
  • I’m attaching [file name] for your reference.
  • And I’ve also included.

Dan jangan lupa, akhir kata dari email juga tergolong penting dan jangan seharusnya dilewatkan atau disepelekan begitu saja. Banyak dari pengirim email yang hanya mencantumkan thank you atau diakhiri begitu saja. Akhir seharusnya mewakili keinginan kita kepada si penerima secara sopan dan tidak terkesan menyuruh atau mengatur dari penerima emailnya. Beberapa penggunaan closing yang tepat:

  • I look forward to hearing from you.
  • Looking forward to hearing from you.
  • I look forward to your reply.
  • Hope to hear from you soon.

Jangan lupa tambahkan closing yang sesuai dengan jenis email (formal/informal), antara lain:

  • Kind/Best/Warm Regards
  • All the best
  • Cheers! (informal)
  • I hope to see you (soon)

Nah itulah bagaimana cara membuat emailmu STAND OUT dan terlihat profesional. Ingat teliti dan sopan adalah kuncinya. Tidak perlu bertele-tele dan langsung to the point yang ingin disampaikan, dan jangan ada kesan menyuruh atau mengatur ketika menyusun emailnya! Di bahasa Inggris, ini disebut subtle message

Categories
English Vocabulary TOEFL - IELTS

5 Kosa Kata Bahasa Inggris yang Sering Salah Didengar Orang!

Pernahkah kamu salah saat mendengarkan suatu kata dalam bahasa Inggris? Ini pasti menjadi permasalahan yang cukup umum yah, dan kamu tidak perlu khawatir, karena semua orang juga tentunya pernah mengalami hal ini! Meski kelihatannya mudah, dan merupakan bahasa yang termasuk paling banyak dipelajari di dunia, bahasa Inggris tergolong sulit loh. Terdapat 170.000 lebih vocabulary dalam bahasa Inggris dan tidak sedikit penutur aslinya di luar negeri yang ternyata belum menguasai bahasa Inggris yang baik dan benar, termasuk kemampuan listening dan grammar mereka. Nah, disini Engliven ingin membagikan 5 kata yang sering kali bikin orang salah dengar! Yuk simak artikelnya.

1. Lose and Loose/Loosen

2 kata ini secara pengejaan atau pengucapannya berbeda antara keduanya, tetapi kebanyakan orang (termasuk penutur aslinya) masih mengucapkan kedua kata ini dengan tidak tepat. Lalu apa perbedaannya? LOSE – dieja dengan pelafalan seperti bunyi Z saat menyebut S-nya. Kata ini memiliki arti jika kehilangan sesuatu atau kalah dalam sebuah perlombaan.

  • Did you LOSE your cellphone?
  • LOST my way while driving to his house.
  • I hate when my football team LOSE to them.

LOOSE/LOOSEN – kata ini diucapkan dengan pelafalan huruf “S” dalam kalimatnya, di mana kata ini berarti kendor, tidak ketat, atau lepas. Kata ini juga bisa memiliki makna untuk melepaskan sesuatu. Perlu diingat bahwa di sini, loose berfungsi sebagai sebuah noun/adjective, sementara loosen berfungsi sebagai verb.

  • Do not LOOSEN your grip otherwise you will fall from up there.
  • I love my LOOSE sweater because it’s very comfortable.

2. ADVICE and ADVISE

Meski secara pengejaannya dan artinya pun sama, perbedaannya terletak di pengejaannya saja. ADVICE diucapkan dengan suara “S” pada akhir katanya, seperti suara mendesis dan merupakan kata noun.

  • My daddy gave me an ADVICE “to always be on time with people you are going to meet.”

Sementara kata ADVISE memiliki pengucapan kata S yang diucapkan seperti mengucapkan huruf “Z” dan merupakan kata verb.

  • She ADVISED me to invest my time more carefully.

Meski artinya sama, namun penempatan dari kata ini harus lebih diperhatikan, karena satu kata memiliki peran sebagai kata noun, sedangkan kata lainnya merupakan kata verb.

3. AFFECT and EFFECT

Kedua kata ini hampir mirip secara peran dari kalimat sebelumnya, di mana letak perbedaan hanya ada dalam bentuk penulisannya saja, dan pengucapannya pun terdapat sedikit sekali untuk bisa dibedakan. Biasanya AFFECT merupakan golongan kata verb dan berarti mempengaruhi atau menyebabkan dan EFFECT merupakan noun, di mana keduanya digunakan untuk konsekuensi atau hasil dari sebuah tindakan.

  • I’m worried that your lazy habits will AFFECT your studies // Your lazy habits will have a bad EFFECT on your studies.
  • Before you start an argument with your boss, consider the EFFECT of your actions // Before you start an argument, consider how your actions will AFFECT the situation.

4. COMPLIMENT and COMPLEMENT

COMPLIMENT merupakan kata yang digunakan ketika seseorang memuji anda seperti “You really look good today!” yang berarti mereka memberikanmu COMPLIMENT. Sebagai bentuk kata verb atau noun, COMPLIMENT memiliki arti ucapan yang manis atau membangun terhadap seseorang. Sedangkan COMPLEMENT merupakan kata ketika 2 hal bisa menyatu atau melengkapi satu sama lainnya. Kata COMPLEMENT seringkali digunakan ketika mendeskripsikan masakan, makanan, minuman, atau fashion.

  • COMPLIMENTED my sister on her remarkable test yesterday (VERB)
  • I give my sister a COMPLIMENT every time she sings (NOUN)
  • This rice COMPLEMENTS the Indomie noodles so well.

5. BEAR and BARE

Ketika anda mendengar kata BEAR, apa yang terlintas di benak anda? Saya jamin pasti binatang besar berbulu yang suka hibernasi setiap musim dingin, alias beruang! Tapi jangan salah tanggap dulu, karena kata BEAR sendiri memiliki arti seperti menahan atau mengemban sebuah beban.

  • Don’t stand on that old chair; it cannot BEAR your weight
  • I really cannot BEAR the heat!

Sedangkan BARE merupakan sebuah kata sifat yang berarti telanjang atau tidak tertutupi, atau sebuah bentuk VERB yang memiliki makna untuk membuka atau mengungkapkan sesuatu.

  • The visitors must not have BARE legs or hand when visiting the holy temple so please wear long pants and long sleeve tops.

5 Kosa Kata Bahasa Inggris yang Sering Salah Didengar Orang!

Nah, itulah 5 kata yang suka bikin orang salah dengar, dan kunci agar tidak salah dengar ialah kalian harus cermat, termasuk mengembangkan vocabulary kalian supaya lebih luas lagi! Stay tuned to the next episode!